Segarnya Sayur Asem Jakarta, Obat Lapar serta Dahaga


Adzan Dzuhur sudah berkumandang, waktunya istirahat sholat kemudian menyantap hidangan makan siang. Di tengah cuaca terik seperti ini, apalagi di kota besar sekelas Ibu Kota Jakarta, panas lebih terasa menyengat. Lapar dan dahaga pun makin terasa. Di siang yang terik seperti ini, makan sayur asem adalah sebuah kenikmatan tersendiri.

Usai merapikan tabung-tabung elpiji 3kg, saya pun lantas menuju sebuah warung sederhana di depang gudang pangkalan elpiji tempat saya bekerja. Saya pun langsung memesan masakan ibu warung yang asli orang betawi itu. Tak perlu menunggu lama, semangkuk sayur asem dan sepiring nasi hangat sudah terhidang di depan mata tak lupa es teh manis pun ada. Agar tambah nikmat kita bisa menambahkan sambal goreng tongkol sebagai lauknya, juga krupuk. Agar makan jadi tambah kriuk.

Sayur asem ini berisi potongan jagung manis, labu siam, kacang panjang dan buah melinjo. Perpaduan rasa manis, asam dan gurih membuat sayur asam ini membuat orang yang mencicipinya pasti ketagihan.

Kuah beningnya yang segar membuat lidah terasa ringan menyantapnya, ditambah dengan sayuran yang kaya akan vitamin seperti jagung manis, melinjo, kacang panjang dan labu siam, membuat masakan ini menjadi hidangan yang sehat dan penuh gizi. Selain itu harganya pun terbilang sangat terjangkau. Tak heran orang-orang betawi gemar sekali makan sayur asam.  

Di kota Jakarta, untuk merasakan nikmatnya sayur ini kita tak perlu susah mencarinya. Hampir semua warung betawi maupun warung tegal menyediakan masakan berkuah bening ini.


Dari warung-warung yang berjejer di pinggiran gedung tinggi sampai warung-warung di pelosok kampung, sudah pasti hidangan ini akan kita jumpai. Tidak jelas siapa yang pertama memopulerkan makanan ini. Tapi yang jelas sayur asem Jakarta sudah menjadi bagian dari kekayaan kuliner Nusantara. Kuliner yang nikmat dan cocok dengan lidah siapa saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar